Minggu, 06 April 2008

Gak Gaul Gak blobal Warming

Suatu ketika seorang teman saya pergi berbelanja baju murah ke Gede Bage. Berhubung teman saya ini adalah orang yang cukup concern terhadap lingkungan, ia mulai membiasakan diri untuk mengurangi menggunakan kantong plastik. Oleh karena itu sewaktu ke Gede Bage, ia membawa keranjang belanjaan sendiri yang terbuat dari bahan semacam kain. Ketika selesai melakukan transaksi dan si penjual akan memasukkan barang bawaannya ke kantong plastik hitam, teman saya berkata “mas gak usah pake plastik saya bawa sendiri kok”. Si mas-mas penjual malah nyengir dengan komposisi 80% heran dan 20% lucu sambil berkata “global warming mbak ya?”.

Bohong jika saat ini anda belum pernah mendengar istilah global warming. Global warming saat ini telah menjadi suatu istilah yang sangat populer. Di pasar pedagang membicarakan global warming, di kampus mahasiswa mengkaji global warming, di sekolah siswa mendiskusikan global warming, di kabinet pejabat membahas global warming, bahkan di televisipun artis ikut-ikutan peduli terhadap global warming. Saat ini istilah global warming bukan lagi milik para akademisi atau para aktivis lingkungan. Tua-muda, pintar-bodoh, kerja-pengangguran, semua membahas global warming.

Sebenarnya masalah global warming telah menjadi isu dunia sejak bertahun-tahun ke belakang. Tapi anehnya entah kenapa kampanye anti global warming baru heboh pada awal millennium ke tiga ini. Mungkin ini dikarenakan dunia baru secara official melakukan langkah konkret pada tahun 1990-an akhir sehingga kampanye anti global warming ini baru sekarang terasa. Dan pada tahun 2000-an ini, kampanye global warming benar-benar sedang booming. Saat ini global warming tak ubahnya seperti film Ayat-Ayat Cinta yang dibicarakan dimana-mana.

Suatu ketika saya lupa untuk membuang botol plastik aqua yang telah saya minum. Melihat ini teman saya berkata “Parah lu cap, sampahnya gak dibuang, gak tau apa global warming?”. Hal yang menggelikan adalah ternyata ketika saya bertanya tentang apa hubungan antara buang sampah sembarangan dengan global warming, dia malah tidak tahu. Yah begitulah, saking tenarnya si global warming ini, sampai-sampai kadang orang membicarakannya tanpa tau maknanya. Makna dari global warming menjadi tidak penting. Yang lebih penting adalah “gak gaul kalo gak global warming”. Bahkan kemaren saya baru tahu bahwa ada band dari Indonesia yang menamai dirinya “Efek Rumah Kaca” Hahaha…. Sungguh menggelikan, terdengar sangat oportunis.

Satu hal yang saya khawatirkan dari hal ini, jika heboh-heboh global warming di masyarakat tak lebih dari sebuah trend sebagaimana trend pakaian dll, beberapa tahun lagi pasti global warming tidak akan terdengar lagi dan pada akhirnya kepedulian yang terbangun seperti saat ini pun akan sirna dengan begitu saja. Orang-orang hanya akan terbawa eforia sesaat dan pada akhirnya akan lupa. Ada istilah Fashion come and go. Mudah-mudahan kepedulian terhadap global warming bukan fashion sebagaimana dalam istilah tersebut. Mudah-mudahan kepedulian terhadapa global warming memang berasal dari lubuk hati manusia yang paling dalam dan bukan merupakan dampak dari media massa yang saat ini semakin oportunis. Bagi kita yang sering mendengar tentang global warming namun belum benar-benar memahaminya (sebab, akibat dan pencegahan) tidak ada salahnya untuk mencoba memahami dan melaksanakannya. Sudah sewajarnya kita mulai memperhatikan nasib bumi kita demi kelangsungan hidup kita bersama.

Minggu, 16 Maret 2008

LPG, Why not?

Pagi itu, saya berlari tergesa menelusuri Jalan Asia Afrika. Ceritanya mau ikut seminar. Acaranya dijadwalkan pukul 8.00 pagi di Savoy Homann. Karena tidur larut, saya baru bangun pukul 7 lewat. Akhirnya 15 menit menjelang pukul 8 saya baru berangkat dari kos. Hati saya dag dig dug. Takut telat, karena sepertinya acaranya besar. Karena sampai mengundang menteri ESDM segala. Nanti kalau telat dan saya sampai tidak boleh masuk kan berabe dan malu-maluin.

Akhirnya sampai. Saya menenangkan nafas yang masih terengah sebelum masuk Savoy. Sudah pukul 8.15. Tebak apa yang saya lihat! Di dalam ruangan baru ada panitia (karena mereka pakai seragam, jadi saya tahu itu panitia) dan 7-10 orang yang kemungkinan adalah peserta. Ngaret. Mencoba berbaik sangka, mungkin yang lain tidurnya lebih larut dari saya. Sehingga datang jadi lebih telat dari saya. Tapi saya juga belum melihat Purnomo Yusgiantoro, sang menteri ESDM. Berdasarkan jadwal mestinya beliau menjadi keynote speaker, sejak pukul 8.15. Menteri juga ngaret ya?

Acara baru dimulai pukul 9.15. Mundur 1 jam. Menunggu pesertanya ramai dulu mungkin. Dan sayangnya, pak menterinya tidak jadi datang. Beliau diwakilkan oleh Direktur Jendral migas, Luluk Sumiarso. Oh iya saya lupa memberi tahu tema seminar ini. Temanya, kontroversi konversi minyak tanah ke LPG. Makanya sampai mengundang menteri ESDM (yang diwakili DirJen migas).

Dalam ceramahnya, Luluk menyatakan tujuan utama dari program ini sebenarnya adalah untuk meringankan APBN akan subsidi BBM. Harga minyak tanah di pasar dunia sudah mencapai 6.105 Rupiah per liter. Selama ini pemerintah memberi subsidi sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan harga 2.000 Rupiah saja per 1 liter. Cukup berat, karena itu artinya pemerintah harus mengeluarkan subsidi kira-kira 4.000 Rupiah per liter.

Dibanding minyak tanah, subsidi LPG akan lebih hemat. Pemerintah hanya perlu merogoh kocek sebesar 1.750 Rupiah per 1 Kilogram LPG. Sehingga LPG sampai ditangan masyarakat dengan harga 12.000 Rupiah per tabung (Rp 4.000/Kg). sebagai catatan, 1 Kilogram LPG setara dengan 1,7 liter minyak tanah. Lalu menurut Luluk, subsidi BBM ini jadi bisa dialihkan ke arah yang lebih vital. Pendidikan dan kesehatan misalnya.

Memang ada sedikit kenaikan di sisi masyarakat. Apalagi jika harus membeli baru. Tapi untuk itu pun pemerintah sudah membantu dengan menyediakan kompor, asesorisnya, dan tabung LPG dalam keadaan terisi. Semua itu diberikan secara percuma.

***

“Pasca pembagian kompor LPG, banyak tuh pak yang dateng dari perusahaan-perusahaan. Mereka menawarkan regulator dan selang. Terjadi keresahan masyarakat. Katanya regulator dan selang yang gratis dari pemerintah itu tidak layak pakai. Bisa meledak” Ujar Wismunawan, salah satu ketua RW di kawasan Kiara Condong. Dia beserta beberapa ketua-ketua RW lainnya sebandung juga diundang dalam acara ini.

Rupanya ini yang menjadi ketakutan masyarakat selama ini. Tak heran tetap banyak orang yang lebih rela antri minyak tanah seharian. Meski mungkin saja mereka sudah mendapat kompor dan LPG gratis di dapurnya. Daripada rumahnya meledak. Set kompor dan LPG itu akhirnya cuma jadi pajangan di rumah.

Mengenai hal ini, Heri Purnomo, Direktur Pembinaan Program migas, yang juga diundang ke acara ini, mengklaim bahwa itu cuma ancaman. Pemerintah menjamin bahwa semua asesoris kompor yang dibagikan layak pakai. “Kalau yang kayak gitu sih. Jangankan masyarakat, rumah saya juga didatengin sales itu.” jelas Heri. Bahkan menurutnya, jika sampai terjadi kecelakaan dalam penggunaan kompor, pemerintah menyediakan asuransinya. Hanya saja, selama ini masih belum tertulis. Lho…

Tapi namanya proyek pembagian gratis. Tidak tertutup kemungkinan pemerintah bisa saja ingin praktis. Yang penting gas, kompor dan asesorisnya bisa dibagi gratis, kualitas dan keamanannya urus belakangan. Kongkritnya, apakah pemerintah benar-benar memantau langsung pembuatan perangkat tersebut? Seandainya benar-benar dipantau, harusnya pemerintah bisa mengantisipasi klaim-klaim negatif. Dan dengan berani mengatakan bahwa semua perangkat yang dibagi itu aman. Faktanya, asuransinya malah belum berani dituliskan eksplisit.

Pertanyaan ini ingin sekali saya ajukan di sesi tanya-jawab. Tapi, saya terlalu lama mengumpulkan keberanian. Susah rasanya bicara di depan khalayak ramai. Takut gugup. Takut orang-orang melihat bahwa saya memegang mikrofon dengan gemetar. Dan belum lengkap keberanian saya muncul, waktu seminar sudah habis. Selesai. Makanya saya tulis di blog saja. Siapa tahu ada wakil pemerintah nyasar ke blog ini dan bisa jawab. Amiiin. Hehehe…

Tapi di luar itu semua, saya setuju dengan program ini. Pembakaran minyak tanah yang tidak sempurna, menyebabkan lebih banyak karbon berbahaya yang terlepas ke udara. Gas rumah kaca semakin bertambah. Artinya pemanasan global semakin cepat. Jadi, mari kita bantu pemerintah dalam mengurangi polusi gas rumah kaca. Lho??

Kamis, 21 Februari 2008

Rabu, 20 Februari 2008

Sedikit Teori

pic by : mike luckovich on truthdig.com

Sejak pertama kali blog ini dibuat baru sekali saja, global warming dijelaskan secara keilmuan. Sekarang saya mencoba mengupas lebih dalam. Dari ingatan saya akan mata pelajaran Geografi saya di kala Sekolah Menengah dulu dan juga dari hasil bincang serta literatur, inilah sedikit teori tentang global warming.

Mengapa bumi tiba-tiba mengalami kenaikan suhu? Salah satu teman saya menjawab bahwa matahari terus-terusan memanasi air laut. Dan gas hasil penguapan ini yang kemudian membuat bumi makin penuh dengan gas yang panas. Hahaha, jawaban cukup cerdas saya pikir.

Tapi tidak, bukan itu. Air laut akan kembali mengembun dan turun kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Akar masalah sebenarnya adalah pada rusaknya lapisan Ozon. Lapisan ini berada pada atmosfer bumi tepatnya stratosfer. Ozon, meskipun merupakan zat beracun merupakan pelindung bumi dari ketajaman sinar UltraViolet (UV).

Dalam 2 abad terakhir manusia menemukan sesuatu yang dianggapnya penolong. Cloro Fluoro Carbon, disingkat CFC, kemudian banyak diproduksi untuk gas pendingin serta penyemprot. Tak disangka bahan yang langsung menguap ke udara ini ternyata bereaksi dengan Ozon. Kadar Ozon berkurang dan membuat lapisannya semakin tipis lalu akhirnya bolong.

pic from www.hat.com

Hey, apa yang terjadi jika disaat perang, baju zirah yang anda pakai ternyata bolong? Tentunya jika datang pedang musuh, tubuh anda lah yang langsung di'hajar'. Demikian pun dengan Ozon. Di saat Ozon tak lagi ada untuk melindungi, maka sinar UV dengan mudahnya akan masuk ke bumi. Jangan lupa bahwa sinar UV yang masuk ini berfrekuensi tinggi dan jika mengenai kulit, bisa menyebabkan kanker pada manusia.

Sampai di permukaan bumi, sebagian sinar ini kemudian dipantulkan. Hanya saja frekuensinya turun. Bisa dikatakan sinar pantulan ini menjadi sinar InfraRed (IR) karena tingkat frekuensinya yang rendah. Sebagai informasi sinar IR bersifat panas. Sebenarnya mudah saja bagi IR ini untuk lepas dari bumi ke luar angkasa. Tetapi masalah berikutnya muncul.

Bumi terlanjur terbungkus lapisan gas CO2, yang kemudian disebut gas rumah kaca. Gas-gas ini terkumpul dari polusi yang dibuang manusia melalui pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Karena kekuatannya yang lemah, sinar IR tidak dapat menembus gas-gas rumah kaca tersebut. Dan inilah yang terjadi sekarang.

Semakin hari, lubang ozon yang terbuka semakin lebar. Semakin meningkat juga jumlah sinar UV yang masuk. Di sisi lain, terbentuk lapisan gas rumah kaca yang semakin hari makin tebal. Makin banyak pula sinar IR hasil pantulan yang terkurung dalam bumi. Terjadi penumpukan gelombang panas di bawah atmosfer. Jadi deh, yang namanya pemanasan global.

Sekarang sudah tahu kan apa itu global warming? Karena itu, mari kita bersama mencegah kelanjutannya. Caranya? ya itu, tidak ikut melubangi Ozon dengan tidak memakai perangkat berCFC. Selain itu tidak menambah ketebalan gas rumah kaca dengan mengurangi polusi kendaraan bermotor.

Tahukah kamu...??

Tahun 2005 ternyata merupakan tahun yang berprestasi dalam hal perubahan iklim. Bagaimana tidak, pada tahun ini terdapat berbagai macam rekor dalam hal perubahan iklim. Angka-angka dibawah ini belum pernah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya.

  1. Tahun 2005 adalah tahun terhangat. Pada bulan Oktober tahun 2005 tercatat temperature global telah mencapai 0,06 derjat celcius
  2. Tahun 2005 adalah tahun dengan pencairan artik terbesar. Hasil ini diperoleh dari hasil foto satelit yang diambil pada bulan Desember 2005
  3. Tahun 2005 merupakan tahun dengan air Karibia terpanas lebih lama dari yang pernah terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya pemutihan karang besar-besaran di sepanjang wilayah mulai dari karibia sampai florida keys.
  4. Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan jenis badai terbanyak. Terdapat 26 nama badai yang melampaui daftar nama resmi.
  5. Tahun 2005 merupakan tahun dengan jumlah badai terbanyak. Terdapat sekitar 14 badai katergori hebat (huricane). Rekor sebelumnya hanya 12 badai pertahun
  6. Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa decade lalu di Amazon.
Semua rekor tersebut terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan global warming. Kita tentu tidak ingin ada rekor baru lagi terpecahkan, oleh karena itu mari kita dukung dunia untuk meminimalisir pemanasan global.

Ada apa dengan global warming

Apakah global warming itu?

Global warming (pemanasan global) ialah meningkatnya temperature rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang disebabkan oleh efek rumah kaca.

Apakah efek rumah kaca itu?

Efek rumah kaca adalah fenomena menghangatnya bumi karena radiasi sinar matahari dari permukaan bumi dipantulkan ke angkasa yang tertangkap oleh “selimut” dari gas-gas CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metan), N2O (Nitrous Oksida), PFCs (perflourokarbon), HFCs (Hidrofluorokarbon) dan SF6 (sulfurheksafluorida), selanjutnya gas-gas tersebut disebut sebagai gas rumah kaca.

Rumah kaca sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk merujuk kepada suatu bangunan yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca tembus pandang. Bangunan ini biasa digunakan untuk pembibitan tanaman pada kegiatan perkebunan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang ada di dalamnya

Apakah Iklim itu?

Definisi umum dari iklim adalah kondisi rata-rata cuaca yang terdiri dari suhu, tekanan udara, curah hujan, dan kelembaban dalam jangka waktu tiga puluh tahun atau lebih.

Apa hubungan perubahan iklim, efek rumah kaca dan pemanasan global?

Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya pemanasan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Hubungan diantara ketiganya adalah sebab akibat.

Oleh karena itu stop global warming sekarang …!!

Rabu, 06 Februari 2008

Pendingin yang Bikin Panas

TAHUN 1830, Dr. Garrie membuat sebuah mesin pendingin. Fungsinya adalah mendinginkan rumah sakit bagi penderita malaria. Mesin buatan Dr. Garrie inilah yang kemudian menjadi cikal bakal AC. Air Conditioner.

Beberapa tahun kemudian, pihak industri mengemasnya sedemikian rupa. Dan bisa kita lihat hasilnya sekarang berada di kantor-kantor, rumah, bahkan mobil. Dengan begitu semakin banyak pula yang memakainya. Alasannya, supaya tidak kepanasan.

Tapi sadar atau tak sadar alat pendingin itu justru membuat suhu meningkat. CFC yang dihasilkan dari proses pendinginan ternyata merusak lapisan ozon. Lapisan yang fungsinya adalah menghalau gelombang pendek berintensitas tinggi dari matahari. Ultra violet.

Saat lapisan ini rusak, gelombang-gelombang ini kemudian masuk ke dalam bumi. Sampainya di permukaan, sebagian gelombang diserap. Sebagiannya lagi dipantulkan. Akibat efek rumah kaca, gelombang ini menjadi terkurung di atas permukaan bumi saja. Semakin lama, semakin banyak. Dan boom… gelombang inilah yang akhirnya membuat bumi kita semakin panas. Global warming yang terjadi.

Bagi kamu yang masih ingin udara dingin. Jangan biarkan bumi ini semakin panas. Matikan saja ACnya.

***

Ada sedikit joke. Ternyata memakai jas, di negara tropis bisa menyebabkan pemanasan global. Waktu saya tanyakan mengapa, teman saya menjawab:

kalo disini orang pake jas pasti perlu AC, soalnya panas. nah Acnya tuh bikin pemanasan global”